sebaran flora dan fauna indonesia serta dunia berdasarkan karakteristik ekosistem dan region iklim
A.
Pengertian Biosfer
Biosfer adalah
lapisan di permukaan bumi, yang terdiri dari litosfer, hidrosfer dan atmosfer
tempat kehidupan organisme berlangsung. Manusia bersama makluk hidup yang lain
selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Keseluruhan komponen memiliki peran
yang sangat hidup (biotik) besama-sama dengan komponen fisik (abiotik)
membentuk suatu ekosistem. Dalam ekologi, lingkungan dapat dibedakan menjadi
dua kategori, yaitu lingkungan fisik (abiotik) dan lingkungan biotik.
Lingkungan fisik adalah segala benda tak hidup dan keadaan fisik yang ada
disekitar individu. Benda tidak hidup misalnya tanah dan air, sedangkan keadaan
fisik antara lain suhu dan kelembaban. Lingkungan fisik ini sangat erat
hubungannya dengan makluk hidup yang menghuninya. Misalnya, banyaknya tumbuhan
hijau di suatu wilayah akan mempengaruhi kadar oksigen yang ada di wilayah
tersebut.
Lingkungan
abiotik bagi individu dalam ekologi adalah semua makluk hidup lain yang ada di
sekitar individu tersebut. Keberadaan individu lain dalam lingkungan bisa
menguntungkan atau merugikan. Dalam ekologi dikenal adanya satuan fungsional
dari makluk hidup dan lingkungannya yang disebut ekosistem. Dalam ekosistem
makluk hidup saling berinteraksi baik diantara makluk hidup sejenis ataupun
dengan yang berlainan jenis, dan juga dengan lingkungan fisik atau lingkungan
biotiknya.
Individu-individu
yang sejenis yang ada pada suatu tempat pada saat tertentu disebut populasi.
Bila suatu populasi sudah mencapai kapasitas tampung dari suatu tempat, maka
akan terjadi persaingan dalam hal makanan, ruang tempat hidup, dan kebutuhan
lainnya.
Semua populasi
dari semua jenis makluk hidup yang saling berinteraksi di antara berbagai
populasi di suatu tempat disebut komunitas. Interaksi di antara berbagai
populasi dapat saling menguntungkan, ada saling bersaing dan ada yang netral.
Komunitas
bersama-sama dengan faktor abiotik di tempatnya akan membentuk ekosistem.
Berbagai ekosistem terdapat di permukaan bumi, baik ekosistem daratan maupun
lautan saling berhbngan satu sama lain. Seluruh ekosistem ini di permukaan bumi
membentuk lapisan kehidupan yang disebut dengan biosfer.
B.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna
Ada dua faktor
yang dapat mempengaruhi persebaran flora dan fauna yang ada di permukaan bumi,
yaitu faktor fisik atau abiotik dan faktor biotik.
1. Faktor Abiotik
Faktor abiotik
yang mempengaruhi keberadaan flora dan fauna meliputi iklim, air, tanah dan
relief permukaan bumi.
a. Iklim
Iklim yang
berlaku di suatu wilayah akan sangat menenukan jenis flora dan fauna yang ada
di suatu daerah. Bahkan bisa dikatakan bahwa iklim ini merupakan faktor dominan
yang menentukan jenis tumbuhan yang ada di suatu wilayah. Perbedaan yang nyata
antara tumbuhan yang ada di daerah tropis, subtropis, dan yang ada di daerah
kutub adalah iklim. Unsur-unsur iklim yang antara lain terdiri dari kelembaban
udara, suhu udara, dan curah hujan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
tumbuhan di suatu wilayah. Hujan merupakan faktor penentu apakah kebutuhan air
di suatu tempat tercukupi atau tidak, suhu yang akan berpengaruh pada proses
pertumbuhan flora, sinar matahari diperlukan oleh tumbuhan melakukan proses
fotosintesis. Curah hujan akan sangat menentukan apakah suatu wilayah akan
menjadi hutan, sabana, atau gurun.
b. Keadaan tanah
Keadaan tanah
berpengaruh terhadap keadaan vegetasi di suatu wilayah. Tanah yang subur akan
memungkinkan tumbuhan berkembang dengan baik. Tanah yang dihasilkan oleh
kegiatan gunung api akan menghasilkan tanah yang subur. Akibatnya vegetasi di
lereng-lereng gunung apai akan lebih rapat jika misalnya dibandingkan dengan perbukitan
di daerah karst yang tanahnya tidak subur. Sifat fisik tanah juga berpengaruh
terhadap terhadap kondisi air yang ada dalam tanah serta akar dari
tumbuh-tumbuhan.
c. Air
Air memiliki
peran yang sangat penting bagi kelagsungan kehidupan flora dan fauna.
Ketersediaan air di suatu wilayah sangat tergantung antara lain pada curah
hujan dan juga jenis batuan, struktur geologi, dan keadaan relief suatu
wilayah. Ketersediaan air di suatu wilayah akan sangat mewarnai keadaan
vegetasi di suatu wilayah. Pada daerah kapur, hujan yang jatuh pada musim hujan
akan segera hilang masuk ke dalam batuan melalui diaklas-diaklas yang ada dan
kemudian membentuk aliran sungai bawah tanah. Oleh karena itu pada wilayah ini
pada musim kemarau akan mengalami kekeringan. Sebaliknya di dataran rendah, air
hujan yang jatuh pada musim hujan yang sebagian meresap ke dalam tanah akan
tetap bisa dimanfaatkan oleh tumbuhan.
d. Tinggi rendah permukaan bumi
Ketinggian
merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan iklim yang berlaku di suatu
wilayah. Adanya variasi ketinggian di suatu wilayah akan menyebabkan terjadinya
variasi jenis tumbuhan yang ada pula. Indonesia secara umum beriklim tropis,
tetapi karena memiliki relief yang sangat bervariasi, jenis tumbuhan yang bisa
hidup tidak terbatas pada tumbuhan karakteristik tumbuhan tropis saja. Pada
wilayah-wilayah yang terletak pada ketinggian tertentu, dijumpai
tumbuh-tumbuhan khas daerah subtropis yang bisa hidup dengan baik. Buah apel
yang merupakan tumbuhan khas daerah subtropis bisa tumbuh baik di batu, atau
gandum bisa tumbuh baik di Dieng, Tengger, maupun Tawangmangu. Dengan demikian
varasi ketinggian yang ada di suatu wilayah akan sangat menentukan keragaman
hayati yang ada di wilayah tersebut.
2. Faktor biotik
Faktor biotik
terdiri dari tumbuhan, hewan dan manusia. Antara hewan, tumbuhan, dan manusia
memiliki pengaruh yang saling bertalian. Hewan memerlukan hewan yang lain dan
tumbuhan sebagai bahan makanan. Sementara itu, umbuhan memerlukan hewan antara
lain untuk penyerbukan dan penyebaran benih. Tanpa adanya hewan, jenis tanaman
tertentu tidak bisa mengalami proses penyerbukan. Dalam hal ini, jika hewan
yang berperan dalam penyerbukan tersebut punah, maka tumbuhan yang
bersangkutanpun akan punah. Beberapa jenis tumbuhan tertentu yang berperan
untuk menebarkan benih adalah hewan, antara lain burung, musang, kera, dan
sebagainya. Jika binatang yang memiliki peran tersebut mengalami kepunahan,
suatu saat tumbuhan yang bersangkutan akan ikut punah pula. Manusia dalam
hidupnya memerlukan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Dengan
kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologinya manusia mampu mengadakan rekayasa
yang menghasilkan varietas tanaman tertentu. Di samping itu, manusia juga
berperan untuk menyebarkan jenis-jenis tertentu yang sangat jauh dari habitat
aslinya. Misalnya bangsa Belanda membawa bibit apel yang tumbuh di Eropa untuk
ditanam dan kemudian berkembang di beberapa tempat di Indonesia.
C. Persebaran
flora
Komunitas
tumbuhan yang ada di dunia dapat dibedakan menjadi enam jenis, yaitu sebagai
berikut.
1. Tundra
Tundra merupakan
suatu vegetasi yang hanya terdiri dari tumbuhan gulma terutama berbagai
tumbuhan sejenis rumput dan lumut kerak. Keadaan vegetasi ini mirip dengan
vegetasi gurun, tetapi terdapat di daerah iklim dingin, oleh sebab itu tundra
sering juga disebut gurun dingin (cold desert). Tundra terdapat di
negara-negara yangdekat dengan kutub, antara lain di bagian utara Scandinavia,
Finlandia, Rusia, Siberia dan Kanada.
2. Taiga
Taiga adalah
hutan yang terdiri dari kelompok tumbuhan pohon jarum. Hutan ini tersebar di
semenanjung Scandinavia, Rusia, Siberia, Alaska dan Kanada. Taiga merupakan
hutan yang hijau sepanjang tahun, walaupun dalam musim dingin di berbagai
tempat suhu dapat turun sampai beberapa puluh derajat di bawah titik nol.
3. Hutan
meranggas daerah iklim sedang
Di daerah iklim
sedang yang memiliki empat musim, yaitu musim semi, panas, gugur dan dingin
yang terjadi secara periodik, terdapat hutan yang hijau dalam musim panas dan
meranggas pada musim dingin. Tumbuhannya terdiri dari jenis pohon berdaun
lebar. Tipe hutan ini terdapat di daerah iklim sedang di Eropa, Asia.
4. Padang
rumput
Padang rumput
merupakan hamparan permukaan bumi yang vegetasinya didominasi tumbuhan rumput.
Padang rumput diberi nama yang berbeda – beda, misalnya di Rusia Selatan
disebut stepa, di Hongaria pusta, di Amerika Utara prairi, dan di Argentina
pampa.
5. Vegetasi
gurun dan setengah gurun
Vegetasi gurun
dan setengah gurun terdapat sepanjang garis balik, yaitu garis 23½° LU dan LS
sebagai akibat dari curah hujan tahunan yang sangat rendah. Akibatnya hanya
tumbuhan yang sangat tertentu yang bisa bertahan dalam kekeringan yang bisa
tumbuh di wilayah itu, seperti misalnya kaktus. Daerah wilayah persebarannya
antara gurun Gobi di RRC, gurun Arab di Asia Depan, Sahara di Afrika Utara dan
Liano Estacado di Amerika Utara. Sepanjang garis balik Selatan antara lain terdapat
di Australia, Kalahari di Afrika Selatan dan Atakama di Amerika Selatan.
6. Sabana
Sabana adalah
bentang lahan yang menyerupai stepa yaitu berupa padang rumput, namun di
tempat-tempat tertentu terdapat pepohonan yang berserak atau menggerombol.
Berdasarkan jenis-jenis pohon penyusunnya, sabana dapat membedakan menjadi
sabana murni dan sabana campuran. Sabana murni adalah sabana yang pohon-pohon
penyusunnya terdiri dari satu jenis tumbuhan, sedangkan jika terdiri dari
berjenis-jenis pohon dinamakan sabana sabana campuran. Sabana terdapat di
daerah tropika maupun subtropika yang curah hujannya tidak begitu tinggi,
misalnya di Afrika, Australia dan juga Indonesia bagian timur.
7. Hutan
tropika basah
Hutan tropika
basah terdapat di sepanjang katulistiwa. Daerah ini ditandai dengan intensitas
penyinaran tinggi, siang dan malam hari kurang lebih sama panjang, suhu selalu
dan kelembaban tinggi, curah hujan tinggi dan amplitudo harian maupun tahunan
yang relatif kecil. Kondisi lingkungannya seperti tersebut menyebabkan hutan
tropikal basah, merupakan suatu tipe vegetasi yang hijau sepanjang tahun
(evergreen), terdiri dari pohon – pohon yang tinggi dari berbagai macam jenis
dan dalam hutan membentuk berbagai tingkat. Pada pohon – pohon hutan banyak
tumbuh berbagai epifit maupun tumbuhan merambat dengan daun-daun sampai pada
puncak pohon penunjangnya. Hutan ini sangat rapat, cahaya matahari terhalang
oleh tajuk pohon yang tinggi sehingga tidak bisa menembus lantai hutan.
Akibatnya di bagian lantai hutan tumbuhan tidak bisa berkembang. Hutan tropika
basah memiliki jenis vegetasi yang variasinya paling banyak.
8. Hutan
musim
Hutan musim
terdapat di daerah tropis yang terpengaruh oleh iklim musim. Iklim musim
dipengaruhi oleh bertiupnya angin muson yang setiap setengah tahu bergati arah
yang menyebabkan terjadinya pergantian usim hujan dan musim kemarau secara
silih berganti setiap setengan tahun. Hutan musim terdiri dari pohon-pohon yang
tahan terhadap kekeringan. Pohon-pohon penyusunnya meranggas pada musim dan hijau
kembali pada musim hujan. Hutan ini tersusun dari pohon-pohon yang rapat dan
tidak begitu rindang. Akibatnya sebagian cahaya matahari masih bisa menembus
lantai hutan, dan ini memungkinkan lantai hutan tersebut ditumbuhi oleh jenis
tanaman tertentu seperti semak belukar dan jenis tanaman ”empon-empon”. Di
Indonesia, hutan musim ditemukan di Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara
Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
9. Hutan
mangrove atau hutan bakau
Hutan mangrove
merupakan hutan yang tumbh dalam lingkungan air asin, yaitu disepanjang dataran
pantai. Pohon-pohon penyusun hutan mangrove umumnya mempunyai daun yang tebal,
kaku dengan lapisan kulit yang tebal untuk mencegah penguapan air yang
berlebihan. Hutan mangrove terletak pada daerah yang terpengaruh oleh air
pasang naik dan surut. Sebagai bentuk adaptasi dari keadaan tersebut adalah
munculnya akar tunjang yang merupakan karakteristik dari hutan tersebut. Di di
Indonesia hutan mangrove terdapat di sepanjang pantai Timur Sumatra, pantai
Barat dan Selatan kalimantan, sepanjang pantai yang rendah di Papua, dan di
Sumatera bagian timur.
D. Persebaran
fauna
1.
Persebaran fauna di dunia
Wallace membagi
wilayah persebaran faunan di dunia menjadi enam wilayah,yaitu sebagai berikut.
- Wilayah
Neotropik
Daerah persebaran
fauna kawasan ini meliputi Amerika Tengah, Meksiko bagian selatan, dan Amerika
Selatan. Jenis hewannya antara lain terdiri ikan piranha dan jenis ular
anaconda, belut listrik, ilama, monyet, dan lain-lain.
- Wilayah
Neartik
Wilayah Neartik
meliputi Amerika Utara, Amerika Tengah, Kanada, Greenland, dan Kepulauan
Karibia. Fauna khas dari kawasan ini antara lain tikus air, rakun, kalkun,
karibu, bison, kambing gunung, dan antelop.
- Wilayah
Ethiophia
Persebaran
wilayah ini meliputi Gurun Sahara, Afrika Selatan, dan Madagaskar. Hewan yang
ada di wilayah ini antara lain gajah, kuda nil, singa, simpanse, jerapah,
badak, babon zebra, kijang, dan antelop.
- Wilayah
Paleartik.
Persebaran Fauna
Paleartik meliputi wilayah Kutub Utara, Afrika Utara, Semenanjung Arab (Asia
Barat), sebagian Asia Tengah, Asia Timur, dan seluruh benua Eropa. Jenis fauna
yang hidup di wilayah ini sangat bervariasi, karena lingkungannya bervariasi
pula. Wilayah fauna paleartik meliputi hampir seluruh daratan Eurasia, sebagian
daerah Himalaya, Afganistan, Afrika, Inggris, dan Jepang. Lingkungan fisik
wilayah Paleartik cukup bervariasi, antara lain memiliki perbedaan suhu yang
tinggi dan curah hujan yang berbeda-beda. Hewan-hewan di wilayah Paleartik
cukup bervariasi, antara lain lynx, landak, macan tutul salju, rusa kutub,
panda, serigala, bison, dan rusa kutub
- Wilayah
Oriental
Wilayah Oriental
disebut juga dengan wilayah Asiatis. Persebaran fauna oriental meliputi Asia
Selatan, Asia Tenggara dan Indonesia bagian barat. Beberapa hewan khas dari
kawasan ini antara lain gajah sumatera, orang utan, babi rusa, badak bercula
satu, ikan arwana, tapir, kera, dan harimau.
- Wilayah
Australis
Persebaran
wilayah ini meliputi benua Australia, Selandia Baru, Papua, dan kawasan
Oceania. Fauna khas dari kawasan australis antara lain platypus, hewan
berkantung (kangguru, dan kiwi), koala, kuskus, cendrawasih, kasuari, dan
kakatua.
2.
Persebaran fauna di Indonesia
Persebaran Fauna
Indonesia di dapat dibedakan menjadi tiga wilayah, yaitu Indonesia bagian
barat, Indonesia bagian tengah dan Indonesia bagian timur.
a. Indonesia
Bagian Barat
Hewan yang ada
di Indonesia bagian barat mirip dengan hewan yang ada di Benua Asia. Hal ini
disebabkan karena pada jaman pleistosen, beberapa pulau di Indonesia, yaitu
Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan menjadi satu daratan dengan Asia. Oleh
karenanya hewan dari Benua Asia bisa bermigrasi ke pulau-pulau tersebut. Jenis
hewan Indonesia bagian barat, antara lain macam, badak jawa, Harimau, orang
utan, gajah, beruang madu, wau-wau, lutung, banteng, merak hijau, dan burung
jalak bali.
b. Indonesia
bagian tengah/peralihan.
Wilayahnya
meliputi Pulau Maluku, Timor, Sulawesi, Sumbawa, Sumba, dan Lombok. Di bagian
barat, wilayah ini dibatasi oleh Garis Wallace, sedangkan dibagian timur
dibatasi garis webber dengan Indonesia bagian timur. Pada Kawasan tersebut
terdapat peluang terjadinya percampuran antara unsur fauna oriental dan fauna
australis. Jenis fauna di Indonesia bagian timur antara lain komodo, anoa, babirusa,
dan burung maleo.
c. Indonesia
Bagian Timur
Persebaran fauna
di Indonesia bagian timur meliputi Pulau Papua dan pulau-pulau kecil yang ada
di sekitarnya. Fauna yang ada di wilayah ini ada kemiripan dengan yang ada di
Benua Australia. Hal ini disebabkan karena pada jaman pleistosen wilayah
tersebut menjadi satu daratan dengan Australia. Jenis fauna yang terdapat
dikawasan Indonesia bagian timur, antara lain kangguru pohon, tikus berkantung,
musang berkantung, burung kasuari, burung cenderawasih, dan burung kakatua.
Komentar
Posting Komentar